Kamis, 09 September 2010
Mungkinkah Perang Fisik Antara Indonesia Vs Malaysia Terjadi ??
Perang fisik antara Indonesia lawan Malaysia hampir mustahil bisa terjadi.
Kalau secara kekuatan, Indonesia jelas kalah sama Malaysia, bukan karena Malaysia lebih jago, tapi karena Malaysia ini negara yang masih terus berlindung dibalik ketiak IBU-nya yaitu Inggris dan negara-negara persemakmuran yang terikat perjanjian kerjasama militer dengan mereka. kalau perang terjadi, Indonesia jelas hancur lebur.
Cuma apa Inggris, Australia, Singapura, Selandia Baru bahkan Cina, Eropa dan juga Amerika mau membiarkan Indonesia, negara dengan 240 juta penduduk yang terletak di jalur paling sibuk perdagangan dunia ini hancur lebur begitu saja dan memicu ketidakstabilan di kawasan?
Kalau kita bicara ekonomi Makro di era globalisasi seperti sekarang ini semua negara jadi saling membutuhkan, satu negara dibangkrutkan bisa-bisa seluruh dunia jadi rugi.
Kehancuran ekonomi sebuah negara bisa memberikan dampak besar bagi perekonomian negara lain yang ribuan kilometer jauhnya seperti ketika terjadi kehancuran ekonomi Yunani, efeknya kita rasakan sampai di sini.
Soalnya, boleh aja sebuah negara hebat berproduksi, tapi sama aja bohong kalo produksinya itu tidak ada yang membeli.
Kalau negara seperti Indonesia yang berpenduduk 230 juta yang banyak mengimpor barang dan jasa dari luar negeri ini bangkrut, negara-negara seperti Cina dan Amerika bakal ikut babak belur karena penjualan barang produksi mereka makin turun. Kita bangkrut di sini akan banyak orang di Cina, Amerika, malaysia, Singapura dan lain-lain bakal jadi penganggur. Selain mempengaruhi ekonomi negara-negara itu secara langsung, negara-negara tetangga akan diberatkan oleh masalah lain, yaitu membanjirnya imigran gelap yang mencari pekerja di tempat mereka. Kalau Indonesia bangkrut, Malaysia yang sekarang aja sudah kesusahan menangani para INDON, akan jadi semakin kesulitan.
Sekarang kita ngomong soal kestabilan keamanan kawasan.
Kalau Indonesia dihabisi, Aceh, Papua dan beberapa daerah lain pasti bakal ngambil kesempatan buat berontak. Nah kalau ini udah terjadi, peredaran senjata jelas akan tidak terkontrol. Ada pemberontakan Moro di Filipina aja, muncul kelompok semacam Abu Sayyaf yang suka menculik orang buat tebusan. Nah kalo negara dengan penduduk 240 juta ini dihabisi, siapa yang bisa menjamin nggak muncul kelompok-kelompok semacam itu di sini?
Apakah Amerika, Eropa dan Cina mau berjudi membiarkan ketidakstabilan keamanan di Selat Malaka?…aku berani taruhan nggak akan.
Ini belum kita bicara bakal beratnya beban pengungsi,kalau Indonesia dihabisi Australia jelas bakal jadi sasaran utama pengungsian dari sini.
Biarpun secara militer Indonesia kalah terhadap Malaysia, tapi secara geopolitik dunia untuk saat ini, Indonesia jelas jauh lebih penting ketimbang negara Malingsial yang nggak jelas itu. Demokrasi yang tumbuh di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Islam terbanyak di dunia ini jelas perlu dipertahankan keberadaannya secara mati-matian oleh Amerika yang punya masalah besar dengan Islam aliran keras model yang berlaku di Malaysia itu.
Bahkan secara ekonomi pun begitu, Indonesia yang berpenduduk 240 juta jiwa yang diundang menjadi anggota G 20, bukan Malaysia, negara liliput yang berpenduduk cuma 28 juta itu.
Sayangnya segala potensi ini tidak mampu dimanfaatkan oleh SBY dan kabinetnya menjadi sebuah keuntungan dalam berdiplomasi dengan Malaysia.
Dalam situasi lemahnya diplomasi seperti sekarang ini, saya jadi teringat Gus Dur yang berani menggertak negara-negara Arab dengan cara halus, dengan cara melemparkan wacana untuk pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel, lalu kemudian setelah apa yang diharapkan dari negara Arab berhasil, Gus Dur memanfaatkan demo-demo anti Israel yang terjadi di sini untuk menolak secara halus keinginan Israel untuk membuka hubungan diplomatik…
Sayang Gus Dur tidak ganteng, sehingga sosoknya tidak menarik bagi pemilih di negeri ini yang mayoritas adalah pencinta sinetron. Akibatnya kita pun harus rela sambil terus makan hati, memiliki Presiden ganteng dan berwibawa, tapi dari hari ke hari terus dikibuli sama Malaysia.