Pendiri Facebook Mark Zuckerberg hadir dalam pertemuan G8. Ia mengatakan kepada para pemimpin dunia di Konferensi G8, kebijakan internasional untuk mengatur internet tidak akan berhasil.
KTT G8 berlangsung selama dua hari akhir minggu ini di kota Deauville, Prancis. Selain membahas masalah perekonomian dan krisis Timur Tengah, para kepala negara maju yang tergabung dalam kelompok ini juga membahas isu global lainnya, termasuk juga tentang fungsi dan disfungsi internet.
Para pemimpin G8 menyambut baik peran internet dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dunia. Namun mereka juga mengingatkan risiko ancaman terhadap privasi dan hak kekayaan intelektual.
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg, dengan mengenakan pakaian yang tidak biasa, jas dan dasi, dalam pertemuan itu menentang keras rencana para pemimpin politik dunia yang berencana membuat kebijakan internasional untuk mengatur dinamika yang terjadi di dunia maya.
"Internet seharusnya berjalan tanpa campur tangan pemerintah,” ungkapnya.
Hal ini terutama diungkapkannya menyusul rencana Presiden Prancis Nicolas Sarkozy yang berpidato di hari pertama konferensi. Sarkozy mengungkapkan ide untuk membuat regulasi internet secara internasional. Ini dilakukannya sebagai bagian dari agenda politiknya di masa depan. Ia menitikberatkan ide kebijakan itu pada aturan mengenai monopoli, hak asasi, dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual.
Menurut Sarkozy, internet adalah suatu bentuk globalisasi yang berperan dalam menciptakan banyak lapangan kerja. Tapi di balik itu ia juga mengingatkan, semakin besar perkembangan dunia internet, semakin besar pula tanggung jawab sosialnya.
"Teknologi memang bersifat netral, tapi penggunaannya tidak," ungkapnya.
Ia juga menitikberatkan risiko negatif internet di kalangan anak-anak.
"Jangan sampai revolusi teknologi mengabaikan hak asasi manusia dan hal-hal yang berhubungan dengan privasi," tambahnya.
Zuckerberg mengatakan bahwa internet harus terus berkembang. Melindungi kekayaan intelektual memang perlu, tapi seharusnya tidak menghalangi perkembangan dunia internet. Cara seperti itu hanya akan mengganggu sistem yang sudah bekerja sejak lama.
"Saya akan dengan senang hati membantu mendukung kebijakan itu, internet adalah kekuatan untuk menyuarakan masyarakat," ungkap Zuckerberg.
Tapi ia lebih mengungkapkan keberatannya atas ide itu.
“Pemerintah tidak bisa mensensor atau mengontrol sesuatu yang disukai masyarakatnya dari internet,” katanya.
Selain Zuckerberg, tamu G8 yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Direktur Eksekutif Google, Eric Schmidt, Direktur Eksekutif News International Rupert Murdoch, dan pendiri Amazon Jeff Bezos.
Direktur Eksekutif Google Eric Schmidt, juga menyatakan hal senada. Menurutnya, pemerintah tidak perlu mensensor apa-apa yang terjadi di internet.
"Teknologi berkembang lebih cepat ketimbang pemerintah. Jadi sebaiknya pemerintah jangan membuat peraturan, jika mereka tidak tahu konsekuensinya.”
Menurutnya ada hal-hal teknis yang dapat dilakukan untuk mendukung ide kebijakan itu. Ia menerima tantangan Sarkozy sebagai ajakan untuk bekerja sama menangani hal tersebut.
Schmidt lebih menitikberatkan ide regulasi itu pada harga bandwith. Menurutnya, pemerintah seharusnya memasang tarif terlalu tinggi untuk bandwith. Mereka seharusnya mengatur perusahaan telekomunikasi di negaranya untuk menekan harga bandwith. Schmidt mengatakan bahwa harga bandwith yang terlalu tinggi akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi.
Pernyataan itu didukung juga oleh David Cameron, Perdana Menteri Inggris, yang menyatakan bahwa ia menolak rencara regulasi internasional untuk mengatur perkembangan dunia internet yang diusulkan Nicolas Sarkozy di pertemuan G8.
“Perlu ada mekanisme khusus sebelum menentukan kebijakan internasional. Kami tidak akan menerapkan kebijakan apa-apa seputar internet dalam waktu dekat ini,"