Senin, 02 Mei 2011

Sekilas sistem komunikasi satelit


sering kita mendengar kata satellite, tapi sebetulnya apakah kita pernah mengenal bagaimana cara kerja satellite sampai bias menyampaikan informasi kepada penerima?
pada dasarnya satellite adalah sebuah repeater yang berada jauh di atas permukaan bumi. Lantas kenapa di taruh di atas permukaan bumi sedemikian jauh?
Alasan ini bias kita jawab dengan jangkauan yang ingin dicapai. Satellite yang besar bias mencapai radius pemancaran 1/3 bumi.
Tapi dengan berkembangnya satellite muncul berbagai jenis satellite yang memiliki karakteristik sendiri dalam daya pancar, ketinggiah, dan gain antenna.

Prinsip kerja sangat sederhana, namun dalam perencanaan hal-hal yang diperhatikan sangatlah complex. Seperti :
1. Effective isotrophic radiated power (EIRP)
Kata ini mungkin terlihat asing, namun pada dasarnya ini dekat dengan kita. Setiap informasi yang akan dipancarkan oleh pemancar pasti diberi daya agar sampai ketujuan. Selain itu juga adanya antenna dalam pemancar yang memiliki gain agar sinyal lebih terarah. Keduanya ini saling berhubungan agar sinyal sampai ditujuan. EIRP = G*P. G= GAIN ANTENNA. P = DAYA PANCAR.
Semakin besar daya dari pemancar dan semakin besar gain antenna maka informasi yang dibawa oleh gel EM lebih besar kemungkinan sampainya.
2. Sudut elevasi pancar dan jarak
Sudut ini diukur dari garis horisontal
3. Saturated flux destiny (SFD)
Istilah ini ditujukan untuk menentukan batas jenuh yang dapat diterima oleh satelit sehingga dapat dipancarkan lagi dengan maksimal.
Nilai ini sebagai batas bagi pemancaarn ke satelit. Maka EIRP pun harus menyesuaikan batas agar SFD nya di atas standart.
Semakin besar nilai SFD nilai C/N semakin besar yang berarti kualitas pengiriman semakin baik. Maka pada transponder sering dikasih PAD agar SFD yang diterima lebih besar.
4. PAD
PAD dipasang pada transfponder, tujuan utama adalah meningkatkan EIRP dan SFD yang dapat menaikkan kualitas transmisi
5. Figure of merit (G/T)
Istilah ini digunakan sebagai perbandingan antara penguatan penerima antenna dengan temperature derau system penerima yang menunjukan untuk kerja system penerima dalam hal sensitifitas sinyal
6. Carrier to noise power ratio (C/N)
Istilah ini digunakan dalam hal perbandingan sinyal carrier dengan noise(gangguan). Agar menciptakan kualitas transmisi yang bagus harus mengupayakan carrier yang bagus dan mensedikitkan noise.
7. Bit error rate
Adalah perbandingan bit informasi cacat yang diterima dengan bit informasi yang dikirimkan. Istilah ini sering sekali digunakan dalam pengujian transmisi digital. Semakin sedikit bit yang cacat maka semakin baik pula kualitas transmisinya.
8. Loss dalam propagasi
Transmisi yang digunakan dalam pengiriman dan penerimaan lewat satelit adalah melalui medium udara. Tentu sangat banyak masalah-masalah apalagi jarak yang ditempuh EM sangat jauh/tinggi.
a. Ruang bebas
Ruang lingkup yang jalur transmisi sangat lebar dan jauh. Jadi saat antenna memancarkan pada saatnya sampai di satellite akan memiliki luasan yang luas tetapi intensitas nya rendah karena jauhnya media (ingat sifat gel EM seperti cahaya).
b. Hujan
Hujan dapat bermasalah jika frekuensi pengiriman yang digunakan adalah frekuensi tinggi. Air hujan yang dilewati gel EM dapat menyerap energy yang dibawa EM. Hal ini berakibat melemahnya kualitas transmisi.
c. Atmosfer
Atsmosfer mengandung banyak sekali partikel-partikel seperti debu, asap, uap air yang tentunya akan kmenurunkan pula kualitas transmisi
9. Polarisasi
Masalah ini terjadi saat antenna penerima menerima sinyal dari satelit. Antenna memiliki polarisasi sehingga sinyal yang ditangkap lebih bagus. Namun sinyal yang memiliki kesesuaian frekuensi dengan jenis antenna akan ikut masuk. Hal ini menyebabkan interferensi yang dapat menurunkan kualitas yang diterima.


source: http://www.kaskus.us/